Wednesday, June 29, 2011

Walet Sebabkan 24 Macam Penyakit

Dikutip dari Kaltim Post, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Samarinda tidak merekomendasikan rumah sarang burung walet berada di tengah kota, sebab dapat menyebabkan 24 jenis penyakit yang menyerang otak, syaraf, dan penyakit lainnya yang ada pada burung walet. “Saya sarankan jangan di tengah kota. Apalagi kalau kebersihannya tidak terjaga. Bisa sebabkan 24 penyakit yang cukup berbahaya. Kecuali kebersihannya dapat dijaga ya tidak apa-apa,” terang Kepala DKK Samarinda Nina Endang Rahayu. Meski dapat menyebabkan 24 jenis penyakit, namun hingga kini belum ada laporan mengenai warga Samarinda yang terkena penyakit tersebut. ”Sampai saat ini masih aman. Belum ada laporan penyakit terkait walet,” tambahnya. Dari beberapa literatur keluaran Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), burung walet dapat menyebabkan penyakit pada manusia jika letak kandang tidak sesuai aturan. Penyakit tersebut disebarkan melalui air liur, napas, dan kotoran walet. Orang yang terkena virus dari burung walet biasanya merasa pusing, lemas, dan lelah. Jika virus menyerang syaraf, penyakit yang ditimbulkan sangat berbahaya dan menyebabkan kelumpuhan. Karena itu, LIPI menyarankan rumah yang digunakan sebagai sarang burung walet harus berada jauh dari pemukiman penduduk. Menurut peneliti LIPI Nurjito, tidak banyak orang yang tahu tentang penyakit yang disebabkan burung walet ini. Karena nilai ekonomisnya yang besar, banyak yang tidak peduli dengan penyakit yang ditimbulkan.
Tetapi, ada kasus di beberapa daerah terkait pengembangbiakan burung walet di rumah. Misalnya di Provinsi Bangka Belitung, warga menghancurkan satu rumah karena diindikasikan menjadi penyebab flu burung. Warga Lampung juga mengeluhkan pusing dan lemas. Mereka menuduh sarang burung walet yang terletak beberapa meter dari rumahnya sebagai penyebab. Idealnya, pengembangan rumah sebagai sarang burung walet dilakukan di dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1.000 m dpl. Rumah burung walet juga baik dibangun di daerah persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai, dan rawa-rawa. Namun dalam implementasinya, banyak peternak burung walet yang membuat sarang walet di tengah masyarakat. Kebutuhan akan sarang burung walet yang terus meningkat setiap tahunnya membuat bisnis ini sangat menarik.
 Walet yang membuat sarang dengan air liur (saliva) merupakan jenis yang paling banyak dikembangbiakkan, sebab sarang inilah yang dapat dimakan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Sarang tersebut biasanya dimasak untuk campuran obat tradisional atau makanan mewah. Jenis walet di Indonesia yang sarangnya dapat dimakan, yakni walet sarang putih (Aerodramusfuciphagus) dan walet sarang hitam (Aerodramusmaximus). Ketakutan ini berdasarkan laporan warga yang merasa resah terhadap keberadaan 6 bangunan rumah yang berfungsi sebagai sarang burung walet di Jalan Gelatik. Mereka meminta Pemkot Samarinda melakukan pemeriksaan dan meninjau kembali izin rumah tersebut. Warga resah keberadaan rumah walet di tengah-tengah pemukiman itu dapat menyebabkan penyakit flu burung. (berbagai sumber)

No comments:

Post a Comment